PENGERTIAN
Oesophagografi/Barium Swallow adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian oesophagus dan pharynx dengan menggunakan sinar-x dan bantuan media kontras positif untuk menegakkan diagnosa.
TUJUAN
Semua proyeksi bertujuan untuk melihat strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor dan struktur dari oesophagus.
INDIKASI
Achalasia ( Penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal oesophagus )
Anatomic anomalies
Foreign bodies ( bolus of food , metallic object, fish bone)
Carcinoma
Dysphagia
Esophagitis
Refluks
Spasme oesophagus
KONTRA INDIKASI
Jarang ditemukan karena menggunakan BaSO4.
Adanya komplikasi perforasi pada oesophagus yang tidak diketahui sebelumnya.
PERSIAPAN PASIEN
• Tidak ada persiapan khusus.
• Penjelasan pada pasien tentang pemeriksaan oesophagografi.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
• Pesawat X-ray + Fluoroskopi
• Baju pasien
• Gonad shield
• Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm2
• Moving / Stationary Grid
• Tissue / kertas pembersih
• Media kontras BaSO4 : Air masak = 1 : 1 (Kental)
• Media kontras BaSO4 : Air masak = 1 : 3 atau 4 (Encer)
• Sendok / straw ( pipet )
• Sarung tangan
• Gelas dan tempat mengaduk media kontras
• Marker
• Apron
PROYEKSI PEMERIKSAAN
1. AP/PA
Posisi Pasien
Recumbent / erect
Posisi Pasien
• MSP pada pertengahan meja / kaset.
• Shoulder dan hip tidak ada rotasi.
• Tangan kanan memegang gelas barium.
• Tepi atas film 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-T6 ) atau 7,5 cm inferior jugular notch.
FFD
100 cm
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium.
• Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular joint simetris ).
• Seluruh oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus superimposed dengan vertebra thorakalis.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
2. Lateral
Posisi Pasien
Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik )
Posisi Pasien
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi dan elbow flexi.
MCP pada garis tengah meja / kaset.
Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.
Tangan kanan memegang gelas barium.
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdiri
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium dan terlihat diantara columna vertebral dan jantung
• True lateral ditunjukan dari superposisi costa posterior.
• Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
• Oesophagus terisi media kontras.
• Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
3. Proyeksi RAO
Posisi Pasien
Recumbent / erect (recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)
Posisi Pasien
Rotasi 350 – 400 dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh menempel meja / film.
Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala pasien memegang gelas barium dengan straw pada mulut pasien.
Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan film / meja.
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdfilmi
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium terlihat diantara columna vertebral dan jantung (RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan jantung dibandingkan LAO).
• Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara columna vertebral dan jantung jika oesophagus superimposed di atas spina, rotasi perlu ditambah.
• Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
• Oesophagus terisi media kontras.
• Seluruh oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
4. Proyeksi LAO
Posisi Pasien
Recumbent / erect (recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)
Posisi Pasien
Rotasi 350 – 400 dari posisi prone dengan sisi kiri depan tubuh menempel meja / film.
Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien memegang gelas barium dengan straw pada mulut pasien.
Lutut kiri flexi untuk tumpuan.
Pertengahan thorax diatur pada posisi oblique pada pertengahan film / meja.
Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder.
Central Ray
Tegak lurus terhadap kaset.
Central Point
Pada MSP setinggi T5-T6 / 7,5 cm inferior jugular notch.
FFD
100 cm bila pasien recumbent
180 cm bila pasien berdfilmi
Eksposi pada saat tahan nafas setelah menelan barium.
Catatan
• Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose.
• Untuk “full filling” digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.
Kriteria Evaluasi
• Oesophagus terisi barium terlihat diantara columna vertebral dan jantung (RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan jantung dibandingkan LAO)
• Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara columna vertebral dan jantung jika oesophagus superimposed di atas spina, rotasi perlu ditambah.
• Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus.
• Oesophagus terisi media kontras.
• Seluruh Oesophagus masuk pada lapangan penyinaran.
• Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.
• Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.
jadi buat apa dilakukan lagi LAO kalo RAO lebih bagus? dan kenapa dilakukan lagi LAO klo tujuannya sama saja?
BalasHapusTERIMAKASIH
Kenapa ffd recumbent sama erect berbeda?
BalasHapus