PENGERTIAN
Histerosalpingografi adalah pemeriksaan radiografi pada uterus dan saluran-salurannya dengan menginjeksikkan media kontras positif kedalam vagina dengan bantuan sinar-x.
INDIKASI
Infertilitas disebabkan karena malformation vagina, malformation tuba, endokrinal problem, malformation uterus, atau malformation ovarium. Infertilitas ada dua yaitu :
•Infertilitas Primer
•Infertilitas Sekunder
•Neoplasma
•Salfingitis
•Hydrosalphinx
KONTRA INDIKASI
•Alergi terhadap media kontras
•Menstruasi
•Pendarahan pada vagina
•Proses-proses inflamasi yang akut pada abdomen
•Dilatasi kanalis servisis
•Penyakit ginjal dan jantung yang sudah lanjut
KOMPLIKASI
•Rasa nyeri pada waktu pemeriksaan dilakukan
•Timbul keadaan pra-renjatan (pre-shock) karena pasien sensitif terhadap kontras
FASE MENSTRUATION
1.Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari dan kemudian mulai beregresi. Pada fase menstruasi terjadi penurunan yang tajam dari progesterone dan estrogen sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium.
2.Fase Folikular
Pada fase folikular Folikel Stimulating Hormon (FSH) merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel de-Graaf dan yang lainnya berdegenerasi.
3.Fase Proliferasi
Pada fase proliferasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam stadium istirahat. Fase proliferasi berlangsung kira-kira 5 hari. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berbelok.
4.Fase Sekresi
Fase sekresi endometrium menebal dan menjadi seperti beledu. Kelenjer menjadi lebih besar dan berkelok-kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat. Lamanya fase sekresi sama pada setiap wanita yaitu ± 2 hari.
P
PERSIAPAN PASIEN
•Tanyakan bagaimana siklus menstruasi pasien.
•Beritahu pasien untuk tidak melakukan hubungan badan sebelum melakukan pemeriksaan.
•Pasien buang air kecil untuk mengkosongkan blass.
•Melepaskan benda-benda logam yang dapat menggangu gambaran pada daerah yang akan diperiksa.
•Penandatanganan Informed Consent.
Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG) ada dua yaitu HSG Set dan HSG Kateter
1.HSG Set
PERSIAPAN ALAT
Steril
•Speculum
•Portubator
•Portio tang
•Uterus sonde
•Conus
•Spuit
•Cutton
•Steril duk
•Aquadest /NaCl
Non Steril
•Pesawat sinar-x
•Keranjang sampah
•Kaset dan film 24 x 30
•Grid/lysolm
•Marker
Media kontras
•Iodium water-soluble lebih baik dari oil soluble (yoder).
•Media kontras positif berisi :
a.Meglumine Diatrizoate
b.Sodium Diatrizoate
Contoh : Urografin 60%
WAKTU PEMERIKSAAN
Waktu yang optimum untuk melakukan HSG ialah pada hari ke 9 -10 sesudah haid muIai. Pada saat itu biasanya haid sudah berhenti dan selaput lendir uterus sifatnya tenang. Bilamana masih ada pendarahan, dengan sendirinya HSG tak boleh dilakukan karena ada kemungkinan masuknya kontras ke dalam pembuluh darah balik.
PROYEKSI PEMERIKSAAN HSG SET
1.AP Plain (Uterine cavity)
Posisi Pasien
Supine
Posisi Obyek
•MSP pada pertengahan kaset.
•Tangan berada di samping tubuh.
•Tidak ada rotasi pada pelvis.
Central Ray
Vertikal/tegak lurus terhadapa kaset.
Central Point
5 cm proximal simpisis pubis
FFD
100 cm
Ekspose : Tahan nafas pada saat pasien ekspirasi.
NB : Pemasangan kaset dengan posisi portrait
2.AP Post Kontras : 5 cc
Keterangan:
1.Uterine tube
2.Normal contras
3.Body of uterus
4.Speculum
3.AP Oblique (RPO dan LPO) Post Kontras : 3-5 cc
4.AP Post Miksi/Post Void
STRUKTUR YANG TAMPAK
•Daerah 5 cm di atas simphisis pubis harus berada pada pertengahan kaset.
•Semua media kontras harus termasuk juga beberapa daerah “spill”.
•Gambar radiograf harus menunjukkan sedikit skala kontras.
KRITERIA RADIOGRAF PEMERIKSAAN HSG SET
•Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian dasarnya pada fundus dan apex pada sisi inferior, berhubungan dengan canalis cervikalis (Sugiharto, 2006).
•Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip, atau bentuk abnormal dari uterus (Sugiharto, 2006).
•Tuba fallopi terletak di kanan kiri uterus. Terbagi atas empat daerah yaitu: interstitial, isthmus, ampulla dan infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras adalah isthmus yang panjang dan lurus serta ampulla yang seperti huruf “s” dan tampak melebar. Tuba fallopi tidak tersumbat, sehingga media kontras dapat mengisi tuba hingga tumpah ke rongga peritoneal (tampak spil) (Yoder, 1988).
•Terdapat gambaran spekulum maupun partubator di rongga uterus pada metode pemasukan media kontras dengan metal canula (Yoder, 1988).
2.HSG Kateter
PERSIAPAN ALAT
Steril
•Kateter dengan ukuran 8 dan 10
•Korentang
•Spekulum
•Long forcep
•Colby adaptor
•Extention tube
•Balon kateter
•2 way stopcock
•Media kontras
•Spuit 20 cc dan 3 cc
•Duk dan handscoen
•Kassa steril
•Obat antiseptic
•Larutan desinfektan (alcohol, betadine)
•Bengkok
•Mangkuk
Non Steril
•Pesawat sinar-x
•Keranjang sampah
•Kaset dan film 24 x 30
•Grid/lysolm
•Marker
Media kontras
•Iodium water-soluble lebih baik dari oil soluble (yoder).
•Media kontras positif berisi :
a.Meglumine Diatrizoate
b.Sodium Diatrizoate
Contoh : Urografin 60%
PROSEDUR PEMASUKKAN MEDIA KONTRAS
•Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina dibersihkan dengan desinfektan. Diberikan juga obat antiseptic pada daerah cervix.
•Speculum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan cateter masuk. Bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadine, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
•Spuit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah satu ujung kateter. Sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu dengan media kontras sampai lumen kateter penuh.
•Dengan bantuan long forceps, kateter dimasukan perlahan ke ostium uteri externa.
•Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai balon mengembang diantara ostium interna dan ostium externa. Balon ini harus terkait erat pada canalis servicalis, kemudian speculum dilepas.
•Pasien diposisikan di tengah meja pemeriksaan, dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 5 ml atau lebih.
•Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil spot film radiografnya.
•Balon dikempiskan dan cateter dapat ditarik secara perlahan.
•Daerah vagina dibersihkan.
PROYEKSI PEMERIKSAAN HSG Kateter
1.AP Plain
2.AP Post Kontras
3.AP Oblique Post Kontras (RPO dan LPO)
4.AP Post Miksi
Keterangan:
1. Tumpahan Spill
2. Uterus
3. Kateter
KRITERIA RADIOGRAF PEMERIKSAAN HSG KATETER
•Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian dasarnya pada fundus dan apex pada sisi inferior, berhubungan dengan canalis cervikalis (Sugiharto, 2006).
•Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip, atau bentuk abnormal dari uterus (Sugiharto, 2006).
•Tuba fallopi terletak di kanan kiri uterus. Terbagi atas empat daerah yaitu: interstitial, isthmus, ampulla dan infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras adalah isthmus yang panjang dan lurus serta ampulla yang seperti huruf “s” dan tampak melebar. Tuba fallopi tidak tersumbat, sehingga media kontras dapat mengisi tuba hingga tumpah ke rongga peritoneal (tampak spil) (Yoder, 1988).
•Tidak ada benda asing seperti IUD (Peter Chen,M.D, 2004).
•Pada radiograf dengan menggunakan Foley Catether Tehnique (FCT), tidak diperoleh gambaran metal artifacts yang dapat menggangu di sekitar rongga uterus (Radiology, 131:542,1979).
•Media kontras yang dimasukan tidak akan bocor atau keluar dari uterus.
untuk sumber dari pemeriksaan hsg yang menggunakan hsg set sama kateter dari buku mana ya ka. terimakasih
BalasHapus